Semenanjung Emas atau Golden Khersonese

Didalam lipatan sejarah, tanah semenanjung ini dikenali sebagai Semenanjung Emas oleh seorang pendita Yunani, Claudius Ptolemaeus, (Greek: Κλαύδιος Πτολεμαῖος; c. 90 – c. 168) atau Ptolemy. Ia merupakan nama lama yang digunakan untuk merujuk kepada Tanah Melayu.

Semasa zaman rom purba, Tanah Melayu adalah sumber utama emas, disebabkan itu gelaran Semenanjung Emas diberikan untuk merujuk Tanah Melayu.

Malahan kajian sesetengah pihak telah mendapati orang-orang Tanah Melayu telahpun menjalankan urusniaga perdagangan bukan sahaja emas, malahan rempah ratus, gaharu, kapur barus, wangian kepada tamadun yang lebih tua iaitu zaman dinasti firaun yang membina tamadun piramid. Mari kita singkap sedikit demi sedikit kisah-kisah perjalanan tamadun kerajaan dan umat Melayu yang kaya dengan kesenian budaya dan teknologi pelayaran dan pembinaan.

Sunday, June 12, 2011

MUSTIKA

Berkilau sisik Sang Saktimuna
Menghijau saujana Pulau Percha
Angkatan menyeberang Selat Melaka
Menyusur titian Sang Sapurba

Barus Lamuri asal setanggi
Ophir Jerai menghantar pergi
Menjejak kaki di Serambi
Al Fatihah ayat-ayat suci
Waris-waris berjati diri
Mustika Gemalo Sakti bersemadi.

Dibawah awan angin lautan
helang terbang dilangit kebiruan.

-awanbadai 11 Jun 20011-

Tuesday, June 7, 2011

Gurindam Hamzah Fansuri


Wahai segala kita anak Adam
Jangan lupa akan Shahi Alam
Pada bahr al-dhunub jangan terkaram
Supaya ashiq siang dan malam

Ashiqmu itu jangan bercawang
Meninggalkan dunia jangan kepalang
Suluh Muhammad sayogia kau pasang
Kepada Rabb al-Alamin supaya kau datang

Shariat Muhammad terlalu 'amiq
Chayanya terang di bayt al-'atiq
Tandanya ghalib lagi sempurna tariq
Banyaklah kafir menjadi rafiq

Bayt al-'atiq itulah bernama Ka'bah
Ibadat di dalamnya tiada berlelah
Tempatnya ma'lum di tanah Mekah
Akan qiblat Islam menyembah Allah

Wahai segala kita yang membawa iman
Jangan berwaktu mengaji Qur'an
Halal dan haram terlalu bayan {jelas}
Jalan kepada Tuhan dalamnya 'iyan

Qur'an itu ambil akan dalil
Pada mizan Allah supaya thaqil
Jika kau ambil shari'at akan wakil
Pada kedua alam engkaulah Jamil

Kerjakan salat lagi dan sa'im
Inilah ma'na bernama qa'im
Pada segala malam kurangkan na'im
Napikan alam kerjakan da'im

Ukhrujkan dirimu daripada sayyi'at
Jangan taqsir mengerjakan hasanat
Tuntut olehmu hakikat salat
Supaya wasil adamu dengan Dhat

Salat itu terlalu kamal
Di dalamnya liqa lagi dan wisal
Apabila lenyaplah daripada waham dan khayal
Engkaulah sultan yang tiada bermithal

Malak al-mawt terlalu garang
Tiada berwaktu iya akan datang
Suluh Muhammad sayogia kau pasang
Supaya mudah pulang ke sarang

Hikmat dan khayal jangan kau cari
Supaya jangan menjadi asi
Kerjanya itu sifat nafsani
Tiada dapat sampai kepada Rabbani

Hikmat dan khayal tinggalkan bapai
Supaya engkau jangan terlalai
Ma'rifat dan Haqiqat sayogia kau pakai
Itulah 'amal yang tiada berbagai

Hamzah ini asalnya Fansuri
Mendapat Wujud di tanah Shahrnawi
Beroleh khilafat ilmu yang 'ali
Daripada 'Abd al-Qadir Jilani

Syair Sidang Fakir ~Hamzah Fansuri~

Sidang fakir empunya kata
Tuhanmu zahir terlalu nyata
Jika sungguh engkau bermata
Lihatlah dirimu rata-rata

Kenal dirimu hai anak jamu
Jangan kau lupa akan diri kamu
Ilmu hakikat bagiku ramu
Supaya terkenal ketinggian adaMu.

Jika kau kenal dirimu baqi
Elokmu itu tiada berbagi
Hamba dan Tuhan da‘im berdamai
Memandang dirimu jangan kau lalai

Kenal dirimu hai anak dagang
Nafikan dirimu jangan kau sayang
Nafi ithbat  bagiku bintang
Supaya mudah engkau datang

Dengarkan sini hai anak datu
Ombak dan air asalnya satu
Seperti manikam muhith dengan nyata
Inilah tamsil engkau dan rata

Jika terpandang olehmu firman
Pada kitab Taurat, Injil, Zabur, dan Furqân
Wa Huwa ma‘akum  pada ayat Qur‘an
Wa huwa bi kulli syai‘in muhîth terlalu ‘aiyân

Syariat Muhammad ambilkan suluh
Ilmu hakikat bagiku pertubuh
Nafsumu itu bagiku bunuh
Mangkanya dapat sekaliannya luruh

Mencahari dunia berkawan-kawan
Oleh nafsu yang khabit kamu tertawan
Nafsumu itu bagiku lawan
Mumkin sampai engkau bangsawan

Mahbubmu itu tiada berha‘il
Pada fa ainamâ tuwallû jangan kau ghâfil
Fa samma wajhul-L âhi sempurna wasil
Inilah jalan orang yang kâmil

Kekasihmu zhâhir terlalu terang
Kedua alam nyata terbentang
Ahlul-ma‘rifah terlalu menang
Wasilnya dâ‘im tiada berselang

Hapuskan akal dan rasamu
Lenyapkan badan dan nyawamu
Pejamkan hendak kedua matamu
di sana lihat peri rupamu

Adamu itu bagi ku sering
Supaya dapat ke negeri yang hening
Seperti Ali tatkala berperang
Melepaskan Daldal tiada berkekang

Hamzah miskin orang ‘uryâni
Seperti Ismail menjadi qurbâni
Bukannya ‘Ajam lagi ‘Arab î
Senantiasa wasil dengan Yang Bâqî

~Hamzah Fansuri~

Saturday, March 5, 2011

Syair Perahu ~ Hamzah Fansuri



Inilah gerangan suatu madah, mengarangkan syair terlalu indah,
membetuli jalan tempat berpindah, di sanalah i’tikat diperbetuli sudah.

Wahai muda kenali dirimu, ialah perahu tamsil tubuhmu,
tiadalah berapa lama hidupmu, ke akhirat jua kekal diammu.

Hai muda arif-budiman, hasilkan kemudi dengan pedoman,
alat perahumu jua kerjakan, itulah jalan membetuli insan.

Perteguh jua alat perahumu, hasilkan bekal air dan kayu,
dayung pengayuh taruh di situ, supaya laju perahumu itu.



Sudahlah hasil kayu dan ayar, angkatlah pula sauh dan layar,
pada beras bekal jantanlah taksir, niscaya sempurna jalan yang kabir.

Perteguh jua alat perahumu, muaranya sempit tempatmu lalu,
banyaklah di sana ikan dan hiu, menanti perahumu lalu dari situ.

Muaranya dalam, ikanpun banyak, di sanalah perahu karam dan rusak,
karangnya tajam seperti tombak, ke atas pasir kamu tersesak.

Ketahui olehmu hai anak dagang, riaknya rencam ombaknya karang
ikanpun banyak datang menyarang, hendak membawa ke tengah sawang.

Muaranya itu terlalu sempit, di manakan lalu sampan dan rakit
jikalau ada pedoman dikapit, sempurnalah jalan terlalu ba’id.

Baiklah perahu engkau perteguh, hasilkan pendapat dengan tali sauh,
anginnya keras ombaknya cabuh, pulaunya jauh tempat berlabuh.

Lengkapkan pendarat dan tali sauh, derasmu banyak bertemu musuh,
selebu rencam ombaknya cabuh,  La ilaha illallahu akan tali yang teguh.

Barang siapa bergantung di situ, teduhlah selebu yang rencam itu
pedoman betuli perahumu laju, selamat engkau ke pulau itu.

La ilaha illallahu jua yang engkau ikut, di laut keras dan topan ribut,
hiu dan paus di belakang menurut, pertetaplah kemudi jangan terkejut.

Laut Silan terlalu dalam, di sanalah perahu rusak dan karam,
sungguhpun banyak di sana menyelam, larang mendapat permata nilam.

Laut Silan wahid al kahhar, riaknya rencam ombaknya besar,
anginnya songsongan membelok sengkar, perbaik kemudi jangan berkisar.

Itulah laut yang maha indah, ke sanalah kita semuanya berpindah,
hasilkan bekal kayu dan juadah, selamatlah engkau sempurna musyahadah.



Silan itu ombaknya kisah, banyaklah akan ke sana berpindah,
topan dan ribut terlalu ‘azamah, perbetuli pedoman jangan berubah.

Laut Kalzum terlalu dalam, ombaknya muhit pada sekalian alam
banyaklah di sana rusak dan karam, perbaiki na’am, siang dan malam.


 Ingati sungguh siang dan malam, lautnya deras bertambah dalam,
anginpun keras, ombaknya rencam, ingati perahu jangan tenggelam.

Jikalau engkau ingati sungguh, angin yang keras menjadi teduh
tambahan selalu tetap yang cabuh selamat engkau ke pulau itu berlabuh.

Sampailah ahad dengan masanya, datanglah angin dengan paksanya,
belajar perahu sidang budimannya, berlayar itu dengan kelengkapannya.

Wujud Allah nama perahunya, ilmu Allah akan [dayungnya]
iman Allah nama kemudinya, “yakin akan Allah” nama pawangnya.

“Taharat dan istinja’” nama lantainya, “kufur dan masiat” air ruangnya,
tawakkul akan Allah jurubatunya, tauhid itu akan sauhnya.

Salat akan nabi tali bubutannya, istighfar Allah akan layarnya,
“Allahu Akbar” nama anginnya, "subhanAllah" akan lajunya.

“Wallahu a’lam” nama rantaunya, “iradat Allah” nama bandarnya,
“kudrat Allah” nama labuhannya, “syurga jannat an naim" nama negerinya.

Karangan ini suatu madah, mengarangkan syair tempat berpindah,
di dalam dunia janganlah tam’ah, di dalam kubur berkhalwat sudah.


Kenali dirimu di dalam kubur, badan seorang hanya tersungkur
dengan siapa lawan bertutur? di balik papan badan terhancur.

Di dalam dunia banyaklah mamang, ke akhirat jua tempatmu pulang,
janganlah disusahi emas dan uang, itulah membawa badan terbuang.

Tuntuti ilmu jangan kepalang, di dalam kubur terbaring seorang,
Munkar wa Nakir ke sana datang, menanyakan jikalau ada engkau sembahyang.

Tongkatnya lekat tiada terhisab, badanmu remuk siksa dan azab,
akalmu itu hilang dan lenyap, (baris ini tidak terbaca)

Munkar wa Nakir bukan kepalang, suaranya merdu bertambah garang,
tongkatnya besar terlalu panjang, cabuknya banyak tiada terbilang.

Kenali dirimu, hai anak dagang! di balik papan tidur telentang,
kelam dan dingin bukan kepalang, dengan siapa lawan berbincang?


La ilaha illallahu itulah firman, Tuhan itulah pergantungan alam sekalian,
iman tersurat pada hati insap, siang dan malam jangan dilalaikan.

La ilaha illallahu itu terlalu nyata, tauhid ma’rifat semata-mata,
memandang yang ghaib semuanya rata, lenyapkan ke sana sekalian kita.

La ilaha illallahu itu janganlah kaupermudah-mudah, sekalian makhluk ke sana berpindah,
da’im dan ka’im jangan berubah, khalak di sana dengan La ilaha illallahu.

La ilaha illallahu itu jangan kaulalaikan, siang dan malam jangan kau sunyikan,
selama hidup juga engkau pakaikan, Allah dan rasul juga yang menyampaikan.

La ilaha illallahu itu kata yang teguh, memadamkan cahaya sekalian rusuh,
jin dan syaitan sekalian musuh, hendak membawa dia bersungguh-sungguh.

La ilaha illallahu itu kesudahan kata, tauhid ma’rifat semata-mata.
hapuskan hendak sekalian perkara, hamba dan Tuhan tiada berbeda.


La ilaha illallahu itu tempat mengintai, medan yang kadim tempat berdamai,
wujud Allah terlalu bitai, siang dan malam jangan bercerai.

La ilaha illallahu itu tempat musyahadah, menyatakan tauhid jangan berubah,
sempurnalah jalan iman yang mudah, pertemuan Tuhan terlalu susah.

~ Hamzah Fansuri

Friday, March 4, 2011

Penjelasan kebenaran jual beli emas oleh Bank Negara Malaysia

Tuan,
Kami merujuk kepada emel tuan bertarikh 13 Februari 2011 mengenai
perkara di atas.
Kami ingin memaklumkan bahawa aktiviti membeli atau menjual emas
bukanlah di bawah bidang kuasa Bank Negara Malaysia (Bank). 
Sehubungan dengan ini, tiada lesen khas atau kebenaran untuk berniaga emas diperlukan daripada Bank
 

Walau bagaimanapun, kami ingin menasihati
pihak tuan agar berhati-hati terhadap apa-apa bentuk skim pelaburan
berbentuk emas yang menawarkan pulangan yang tinggi kepada para pelabur.
Jika skim pelaburan tersebut jelas menawarkan peluang pelaburan dengan
mengutip wang orang ramai dan kutipan atau pelaburan tersebut diberi
pulangan mengikut jangkamasa tertentu yang mana pelaburan asal juga
boleh diambil semula, ianya mungkin menyalahi seksyen 25(1) Akta Bank
dan Institusi Kewangan (ABIK). Aktiviti pelaburan seperti yang disebut
di atas adalah menyalahi undang-undang. Sekiranya tuan melabur di sini,
sebarang kerugian adalah ditanggung sendiri. Kami mengesyorkan agar
tuan hanya melabur di institusi-institusi kewangan yang berlesen sahaja.
Untuk kemudahan tuan mengenal pasti sama ada sesebuah institusi
kewangan/syarikat itu berlesen dengan Bank atau sebaliknya, sila rujuk
senarai institusi kewangan/syarikat yang diberi lesen oleh Bank di laman
web kami seperti di pautan berikut:
Sekiranya syarikat/institusi kewangan tersebut TIDAK TERSENARAI di dalam
laman web kami, bermakna syarikat tersebut TIDAK DIBERI LESEN oleh Bank
untuk menjalankan operasi atau menawarkan produk/perkhidmatan kewangan.
Sekiranya tuan mempunyai maklumat berkenaan pengambilan deposit secara
haram ataupun urusniaga wang asing secara haram, atau mangsa kepada
aktiviti atau penipuan tersebut, hantarkan maklumat terperinci atau
aduan beserta dokumen-dokumen sokongan ke Bank di alamat berikut:
Unit Penyiasatan Khas
Bank Negara Malaysia
Jalan Dato' Onn
50480 Kuala Lumpur
Faks: 03-26987467
E-mail: bnmtelelink@bnm.gov.my
Bersama-sama ini turut dilampirkan panduan kepada pengguna berkaitan
isu-isu kewangan untuk makluman.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang amaran penipuan kewangan, sila
layari
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang perbankan, insurans & takaful,
sila layari
Terima kasih.
Fadhilah bt Zainal Abidin
BNMTELELINK
Bank Negara Malaysia
No Tel : 1-300-88-5465
No Faks : 03-21741515
Emel: bnmtelelink@bnm.gov.my 

Sumber diperoleh dari laman Bullion dan Dinar.

Thursday, February 24, 2011

Warisan lama

Santai seketika.




Rasa nak pos gambar-gambar saja untuk halwa mata.
Senjata-senjata warisan lama.

 
Luk 3 Asal Muasal Patani

Anak Alang Melaka
Berhulukan Teratai Bertingkat lima
Hulu tempat berpegang
Menyampaikan maksud bisa dihujung bilah
Tanpa pegangan 
manakan hala hendak dituju
manakan arah hendak ditujah.
Biar ia didalam samar
Anak Alang


Kaedah menggenggam Keris






Kegawatan Ekonomi Myanmar: Penyelesaian dengan emas

Rob Bryan, 04:55, Rabu 29 September 2010

Shwe Bonta Street
Suri rumahtangga ramai berkumpul di kedai perhiasan di Yangon Chinatown yang sesak, tetapi fesyen bukan keutamaan di benak mereka. Hal ini kerana ekonomi perbankan semakin tidak berfungsi di Myanmar.

Berdekatan Shwe Bontha Street, pusat pasaran emas sejak zaman penjajah, Nyan Tun lebih daripada sekadar seorang peniaga: dia adalah banker tidak rasmi di negara-tentera yang memerintah.
"Biasanya, pembeli utama adalah petani. Mereka akan membeli emas dengan sedikit wang tambahan untuk menjual sebelum hasil tuaian seterusnya," katanya. "Kedua adalah suri rumahtangga, yang suka membeli perhiasan sebagai tabungan."

Di Shwe Bontha Street, krisis ekonomi global boleh mengeruhkan kembali kecurigaan bank di seluruh dunia, tetapi dalam ketidakpercayaan Myanmar yang terpencil ini seperti telah lama berlaku dan penabung tidak punya keinginan untuk menyimpan wang mereka ke dalam sistem perbankan yang semakin mundur.

Bukan bermakna mereka mempunyai banyak peluang: puluhan tahun salah urus ekonomi dengan penguasa negara itu, ditambah boikot antarabangsa, telah menghasilkan populasi yang berjuang untuk kelangsungan hidup dan menghadapi lonjakan harga barangan pengguna. Antara tahun 2005 dan 2009 kadar inflasi tahunan di Myanmar, sebelum dikenali sebagai Burma, rata-rata ialah 20 peratus, menurut Bank Pembangunan Asia.

"Jika anda ingin mengatasi inflasi, belilah emas. Jika anda menyimpan wang di bank anda akan kehilangan wang," kata Nyan Tun.
"Orang-orang lebih mempercayai emas sebagai penyimpan nilai," tambah seorang peniaga, yang namanya tidak ingin diketahui menurut AFP. Dalam pemerintahan tentera, Myanmar, mengatakan apa pun dilihat sebagai kritikal terhadap junta akan menghadapi konsekuensi yang serius. Nyan Tun mengatakan nilai emas "menegak" - sekitar setengah troy ounce - telah meningkat lebih daripada 30 kali ganda dalam mata wang tempatan, kyat, sejak hari-hari awalnya sebagai peniaga emas lewat 1980-an.

Sean Turnell, pakar ekonomi Myanmar di Macquarie University di Sydney, berkata kenaikan harga barangan pengguna bermaharajalela di sebahagian besar sektor, hasil kebiasaan kerajaan mencetak lebih banyak wang untuk membiayai perbelanjaannya. Limpahan sumber kekayaan alam - termasuk emas, gas, jati, jed, minyak, dan permata - boleh membuat negara kaya seperti sebelum berada di bawah kuasa tentera pada tahun 1962. Namun Myanmar tetap menjadi salah satu negara yang paling rendah peratus pembangunan di dunia, dengan hampir satu pertiga daripada penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan, menurut data Bank Dunia, Tentera Junta dan rakan-rakan kongsinya mengeksploitasi bahan baku untuk keuntungan mereka sendiri.

"Situasi fiskal harus baik," kata Turnell, atas dasar bahawa pendapatan daripada bekalan gas perlu digunakan sebagai dana pemerintah. "Tapi mereka (para penguasa tentera) tidak membawa wang yang mereka dapatkan dari gas dengan betul ke akaun awam," katanya. "Dana ini tidak direkodkan."
Sebilangan kecil pada pilihan raya kontroversi yang pertama Myanmar dalam jangkamasa 20 tahun, bermula pada tanggal 7 November, akan memerlukan banyak pembaharuan ekonomi, kerana pungutan pendapat secara meluas mengharapkan perubahan kuasa ketenteraan kepada rakyat awam. "Kelas yang berkuasa akan tetap sama, sehingga tidak akan ada perubahan besar," kata Nyan Tun yang kini pada usia 50-an. Namun ada beberapa perubahan dalam bidang ekonomi menjelang pilihan raya, dengan Junta menghasut serentetan penswastaan BUMN dan hotel.

Seiring dengan ini penjualan aset termasuk pelabuhan, kilang dan pawagam, empat konglomerat dalam senarai hukuman antarabangsa dan dijalankan oleh konglomerat rakan-junta telah diberi izin untuk memulakan bank-bank baru. Turnell mengatakan kronisme yang berleluasa dalam perkembangan terkini ini menyarankan yang negara itu "hanyut dalam arah yang jauh berbeza dari sistem totalitarian menjadi satu negara yang bergerak dalam ekonomi separa-jenayah".

Untuk warga Myanmar mempercayai rata-ratanya masih belum ada kestabilan ekonomi, atau alternatif yang layak untuk menjamin harta mereka. "Emas adalah aset sandaran mutlak, insurans terakhir dalam menghadapi dasar kerajaan yang buruk. Ia kembali ke era kolonial - Itu dilihat sebagai kebebasan dan dipercayai untuk negara ini," kata Turnell.

Dengan logam mulia memainkan peranan utama, tetera rejim tetap terus menutup mata pada perdagangan ini. Nyan Tun kata pasukan polis khas berpakaian awam membuat intaian terhadap Shwe Bontha Street dan menekan peniaga untuk menghentikan jualan ketika harga naik. "Mungkin kerajaan berfikir inflasi diakibatkan oleh harga emas, tetapi sebenarnya itu sebaliknya," katanya. "Harga emas adalah indeks inflasi terhadap warga," kata editor perniagaan di Yangon yang tidak mahu disebutkan namanya. "Orang tidak tahu bagaimana untuk menghakimi keadaan  inflasi. Kerajaan tidak memberikan sebarang penjelasan .."

Sistem perbankan Myanmar tidak pernah benar-benar pulih daripada krisis besar pada tahun 2003, yang memperlihatkan tiga bank telah benar-benar runtuh dan diburukkan oleh dasar Bank Sentral (CBSU.PK - news), seperti mengingati pinjaman dari peminjam. Orang juga telah terpukul keras pada masa lalu ketika pihak berkuasa membatalkan unit mata wang tertentu sebagai alat pembayaran yang sah. Sebuah pemberontakan besar-besaran terhadap tentera pada tahun 1988, yang dihancurkan secara ganas, meningkat dari protes atas episod utama perampasan harta oleh rejim.

"Itu menyapu habis hasil tabungan awam dalam jumlah besar," kata Turnell. "Saya belum pernah menemukan orang Burma yang menyimpan wang di bank." Untuk saat ini emas tetap menjadi tempat berlindung yang paling aman di Myanmar - alasan mengapa penjual ikan akan memakai tabungannya di lehernya.
"Emas: ini sahaja yang mereka percayai," kata editor perniagaan.

Sumber Dari: http://uk.finance.yahoo.com/news